Definisi Sediaan Ekstrak
Ekstraksi adalah proses menarik zat berkhasiat sebanyak mungkin tanpa merubah khasiat. Sedangkan ekstrak (FI III) adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia, nabati, atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Dalam proses ekstraksi dikenal beberapa istilah yakni cairan penarik (menstrum), ampas (marc, faeces), dan cairan yang dipisahkan (maserate liquid, colatura, solution, perkolat).
Cara Pembuatan Sediaan Ekstrak
Penyarian simplisisa dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi, atau penyeduhan dengan air mendidih. Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi. Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.
Maserasi adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa atau memakai pemanasan. Ph Beanda VI menetapkan suhunya 15-25°C. Umumnya cara maserasi tidak dipergunakan pada pembuatan sediaan galenik yang pekat seperti ekstrak.
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang disebut perkolator yang simplisianya terendam alam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan sampai memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Pada proses ini, cairan penyari akan turun perlahan-lahan dari atas melalui simplisia (berlainan dengan maserasi yang cairannya tidak mengalir). Macam-macam perkolasi antara lain perkolasi biasa, perkolasi bertingkat, perkolasi bertekanan, dan perkolasi bersinambung.
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang disebut perkolator yang simplisianya terendam alam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan sampai memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Pada proses ini, cairan penyari akan turun perlahan-lahan dari atas melalui simplisia (berlainan dengan maserasi yang cairannya tidak mengalir). Macam-macam perkolasi antara lain perkolasi biasa, perkolasi bertingkat, perkolasi bertekanan, dan perkolasi bersinambung.
Cara-cara perkolasi:
1. Perkolasi biasa.
2. Perkolasi bertingkat, reperkolasi, fraksi, perkolasi.
3. Perkolasi dengan tekanan, pressure percolation.
4. Perkolasi persambungan, continous extraction, memakai alat soxhlet.
Hal-hal yang harus mendapat perhatian pada perkolasi ialah:
1. Mempersiapkan simplisianya: derajat halusnya.
2. Melembabkan dengan cara penyari: maserasi I.
3. Jenis perkolator yang dipergunakan dan mempersiapkannya.
4. Cara memasukkannya ke dalam perkolator dan lamanya di maserer dalam perkolator: maserasi II.
5. Pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang ditetapkan.
A. Perkolasi Biasa
Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya direndam dengan cairan penyari, masukkan kedalam perkolator dan diperkolasi sampai didapat perkolat tertentu. Untuk pembuatan tingtur disari sampai diperoleh bagian tertentu, untuk ekstrak cair disari sampai tersari sempurna. Perkolasi umumnya digunakan untuk pengambilan sari zat-zat yang berkhasiat keras.
Gambar Perkolator:
Perkolator | Perkolasi biasa | Perkolasi kontinyu |
B. Perkolasi Bertingkat/Reperkolasi
Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai beberapa perkolator. Dengan sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap perkolator. Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan nantinya dipergunakan sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada perkolator yang kedua dan ketiga.
Cara Kerjanya :
§ Isi perkolator pertama–tama dilembabkan, dan ditarik seperti cara memperkoler biasa, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah volume tertentu, misalnya : 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc bagian yang pertama perkolat A (200 cc) adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut susulan pertama.
§ Perkolator kedua dilembabkan simplisianya dengan perkolat A (susulan pertama), akan diperoleh perkolat-perkolat dalam jumlah-jumlah dan volume tertentu, dengan catatan perkolat ini nantinya terdapat 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, bagian pertama perkolat (300 cc) adalah sebagian dari sediaan.
§ Perkolator ketiga diolah seperti kedua, dengan perkolator B bagian kedua 200 cc dan seterusnya sampai terdapat nantinya sebanyak 500 cc, terlihat disini bahwa perkolat A bagian pertama, lebih kecil volumenya dari perkolat B bagian pertama, tetapi sebaliknya perkolat A bagian-bagian berikutnya lebih besar volumenya dari perkolat-perkolat B. Hasilnya ialah:
- Perkolat A pertama 200 cc
- Perkolat B pertama 300 cc Jumlah 1000 cc
- Perkolat C pertama 500 cc
Keuntungan pertama pada reperkolasi ialah preparat yang terdapat dalam bentuk pekat dan berarti penghematan menstrum. Tetapi reperkolasi ini tidak dapat dipergunakan untuk ekstraksi sampai habis. Secara resmi reperkolasi dipergunakan hanya untuk pembuatan ekstrak-ekstrak cair yang simplisianya mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan atau rusak oleh pemanasan.
C. Perkolasi Dengan Tekanan
Digunakan jika simplisia mempunyai derajat halus yang sangat kecil sehingga cara perkolasi biasa tidak dapat dilakukan. Untuk itu perlu ditambah alat penghisap supaya perkolat dapat turun ke bawah.Alat tersebut dinamakan diacolator.
Contoh Sediaan Ekstrak
Macam-macam sediaan ekstrak antara lain ekstrak kering (siccum), ekstrak kental (spissum), dan ekstrak cair (liquidum). Sedangkan contoh sediaan ekstrak antara lain ekstrak hiosiami, belladon, thymi, striknin, dan cola.
Kak yang perkolasi sambungan itu maksudnya perkolasi biasa menggunakan alat soxhlet nggak kak?
BalasHapusDan yang perkolasi sambungan itu belum ada bahasannya kakak.
Makasih kakak
BalasHapusKak itu tadi aku mau ketik perkolasi persambungan tapi typo maaf kakak
BalasHapus