FARMASI

Senin, 26 Maret 2018

CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL

      Pembuatan obat tradisional diawali dengan pembuatan simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

Prosedur pembuatan simplisia adalah sebagai berikut.
1.    Pengumpulan bahan baku
Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan baku. Faktor yang paling berperan adalah masa panen.
a.  Biji
Pengambilan biji dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau sebelum semuanya pecah.
b. Buah
Tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah bisa dilakukan saat menjelang masak (misalnya Piper nigrum), setelah benar-benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan warna/bentuk dari buah yang bersangkutan  (misal jeruk, asam, dan pepaya).
c.  Bunga
Tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya.
d.  Daun atau herba
Panen daun atau herba dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat pucuk daun berubah menjadi daun tua.
e.  Kulit batang
Dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen paling baik adalah awal musim kemarau.
ü Umbi lapis
Dilakukan pada saat akhir pertumbuhan.
ü Rimpang
Dilakukan pada saat awal musim kemarau.
ü Akar
Dilakukan pada saat proses pertumbuhanberhenti atau tanaman sudah cukup umur.

2.    Sortasi basah
Pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi dilakukan terhadap: tanah, kerikil, rerumputan, bahan tanaman atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan bagian tanaman yang rusak (dimakan ulat dan sebagainya).

3.    Pencucian
Dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-bahan yang tercemar pestisida.

4.    Pengubahan bentuk
Tujuannya untuk memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin cepat kering. Proses pengubahan bentuk, antara lain: perajangan (rimpang, daun, dan herba), pengupasan (kayu, kulit kayu, dan biji-bijian), pemotongan (akar, kayu, kulit kayu, dan ranting), dll.

5.    Pengeringan
Tujuannya antara lain:
a.    Menurunkan kadar air sehinggah tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri.
b.    Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif.
c.    Memudahkan pengelolaan proses lanjutannya (missal mudah disimpan).

6.    Sortasi kering
Pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan.

7.    Pengepakan dan penyimpanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengepakan dan penyimpanan antara lain: cahaya, oksigen atau sirkulasi udara, reaksi kimia yang terjadi antara kandungan aktif tanaman dengan wadah, penyerapan air, kemungkinan terjadinya proses dehidrasi, pengotoran dan/atau pencemaran, baik yang diakibatkan oleh serangga, kapang, bulu-bulu tikus atau binatang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar