FARMASI

Senin, 26 Maret 2018

Simplisia dari Getah, Damar, dan Malam

1.      BALSAMUM  PERUVIANUM
Nama lain
:
Balsam peru.
Nama tanaman asal
:
Myroxylon pereirae (Royle).
Keluarga
:
Papilionaceae.
Zat berkhasiat utama/isi dan persyaratan kadar
:
50%-60%  sinamein (campuran benzil bensoat dan bensilsinamat),  20-30 % damar.  Asam benzoat, asam sinamat, vanillin, dan peruvinol (nerolidol).
Penggunaan
:
Obat gudik, obat luka, obat wasir, dan obat batuk.
Sediaan
:
Peruviani unguentum (F.N) dan Balsamum papillare (FOI).
Pemerian
:
Cairan kental tidak lengket, bebas dari serat warna coklat tua, lapisan tipis transparan berwarna ciklat kemerahan, bau khas, enak, rasa pahit dan getir, dan bau aromatik khas menyerupai vanilin.
Bagian yang digunakan
:
Eksudat kental yang diperoleh dari batang yang telah dihanguskan dan dilukai.
Waktu dan cara panen
:
Mulai umur  5 tahun  sampai  30 tahun atau  lebih dapat diambil balsemnya.  Pada permulaan bulan November/Desember batang dipukul-pukul (tanpa mengupas kulitnya pada sekelilingnya dengan meninggalkan sisa yang utuh.
Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak atau digoreskan irisan-irisan padanya.  Setelah 5-6 hari, kulit yang rusak itu dibakar dan seminggu kemudian kulit itupun lepaslah/ dikelupas. 
Dari    kayunya keluar cairan ditampung dengan secarik kain yang ditutupkan pda luka jika kain sudah penuh dengan balsem lalu dicelupkan ke dalam air mendidih, balsam yang lebih berat akan    mengendap dan dipisahkan.
Aliran balsam yang kedua timbul 7-10 hari kemudian, ini dikumpulkan seperti di atas.
Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran balsam yang ketiga. Kulit yang rusak itu akan sembuh dalam jangka   waktu 2 tahun setelah itu dapat diperlakukan seperti semula.
Ketiga macam balsam yang keluar itu berturut-turut disebut:
-         Tagauzonte.
-         Balsamo de trapo.
-         Balsamo de contaripique.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

2.    BALSAMUM  TOLUTANUM
Nama lain
:
Balsam Tolu.
Nama tanaman asal
:
Myroxylun  balsamum (L).
Keluarga
:
Papilionaceae.
Zat berkhasiat utama/isi dan persyaratan kadar
:
Campuran zat-zat serupa damar, terdiri dari asam sinamat, asam benzoat serta ester dari kedua asam ini; damar sebanyak 75–80%; alkohol dari ester tersebut adalah toluresinotanol; asam-asam aromatik sebanyak 36%; asam sinamat bebas 12% dan asam benzoat bebas 8%; minyak atsiri yang amat aromatik sebanyak  1,5-3% dan terdiri atas bensil benzoat, bensilsinamat, filandren, dan farnesol.
Penggunaan
:
Obat batuk dan fiksatif.
Pemerian
:
Bau aromatik mirip buah vanilin rasa aromatik, jika dihangatkan dan ditekan diantara 2 lempeng kaca dan diperiksa dengan kaca pembesar, dan tampak hablur asam sinamat.
Bagian yang digunakan
:
Balsam yang diperoleh dengan penorehan batang.
Cara panen
:
Dibuat irisan-irisan berbentuk huruf V yang sedemikian dalam sampai mengenai kayunya. Cairan yang keluar ditampung dalam cawan-cawan kecil. Isi cawan dikumpulkan kedalam kantong-kantong yang ditaruh di atas punggung keledai.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

3.    BENZOINUM / BENZOE
Nama lain
:
Kemenyan Sumatra.
Nama tanaman asal
:
Styrax benzoin (Dryand) atau Styrax paralleloneurus (Perkins).
Keluarga
:
Styracaceae.
Zat berkhasiat utama/isi
:
Lubanolbenzoat (koniferilbenzoat), 1–bensoresinol (sumare sinol), vanilin, stirol, benzaldehida, bensil-sinamat, dan fenil-propil sinamat.
Penggunaan
:
Bahan pengawet (mencegah tengik), obat batuk, dan tinctura untuk antiseptikum.
Pemerian
:
Massa keras, rapuh, tersusun atas butiran agak putik yang terbenam dalam massa bening berwarna coklat keabuan hingga coklat kemerahan, bau khas enak, dan rasa agak getir.
Bagian yang digunakan
:
Damar balsamik yang diperoleh dengan penorehan batang.
Cara panen
:
Kemenyan ini keluar akibat patologis (pada tanaman sendiri tiada saluran damar).  Setelah pohon mencapai umur 6 tahun dibuat luka dekat asal cabang yang terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah yang terbersih, menghasilkan kemenyan yang paling putih, dan bau yang paling enak.   Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.
Sediaan
:
Benzoes Tinctura.        
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

4. CHRYSAROBINUM
Nama lain
:
Krisarobin.
Nama tanaman asal
:
Andira Aroraba (Aquiar).
Keluarga
:
Papilionaceae.
Zat berkhasiat utama/isi
:
70% Krisarobin yaitu hasil reduksi dari asam krisofanat (metil dioksi antrakinon).
Penggunaan
:
Obat psoriasis dan  obat trikhofitosis.
Pemerian
:
Serbuk hablur renik ringan, warna kuning atau coklat kekuningan, tidak berbau, dan tidak berasa.
Bagian yang digunakan
:
Campuran zat yang diperoleh dengan penyarian araroba yang terdapat dalam rongga batang. Tepung araroba ini disebut juga tepung goa.
Sediaan
:
Chrysarobini unguentum (Form.nas).

5. GUMMI  ACACIAE
Nama lain
:
Gom Arab, Acacia, atau Gummi Mimosae.
Nama tanaman asal
:
Species Acacia antara lain Acacia Senegal  (Wild).
Keluarga
:
Papilionaceae.
Zat berkhasiat utama/isi
:
Arabin, yaitu garam kalium, kalsium dan magnesium dari asam arabinat yang tersusun atas arabinosa, ramnosa, galaktosa, asam aldobionat, dan enzim dari tipe oksidase.
Penggunaan
:
Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat misalnya suspensi, emulsa, trokisi, basila, pil, dan tablet.
Pemerian
:
Hampir tidak berbau dan rasa tawar seperti lendir.
Bagian yang digunakan
:
Eksudat gom kering yang diperoleh dari batang dan dahan.
Cara panen
:
Gom Arab keluar sendiri dari retakan-retakan kulit batang dan mengeras di udara. Tanaman yang telah berumur 6 tahun mulai dapat diambil gomnya. Untuk memper-banyak produksi kadang-kadang kulit batang diiris-iris (dibuat luka).
Jenis-jenis
:
1.      Gom Arab atau gom kordofan: mutunya terbaik. Dikumpulkan di Kordofon, Provinsi Sudan. Ada dua kualitas yaitu:
·     Bleached gum berupa butir-butir bulat telur atau potongan bersudut-sudut, putih atau agak kuning luarnya retak-retak.    
·     Natural  gum  yang  lebih tembus cahaya dan retak-retaknya tidak sedemikian banyak, warna lebih kuning atau berwarna merah jambu.
2.      Gom senegal (Gom Afrika Barat), berasal dari Senegal, daya rekatnya bagus, maka banyak dipakai dalam industri. Umumnya berupa butir-butir jorong atau bulat dan utuh, atau berupa potongan-potongan bentuk bumbung yang lurus  atau terpilin, jenis yang terbaik berwarna agak putih (tidak berwarna), tetapi umumnya tampak kekuningan, kemerahan atau merah coklat.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
Keterangan
:
Lima abad sebelum masehi, oleh  Herodotus sudah ditulis tentang pemakaian gom Arab oleh orang Mesir purba untuk dipakai sebagai perekat. Hipporates pada tulisan-tulisannya  antara  450-350  sebelum Masehi menyebabkan penggunaan gom arab sebagai bahan obat.

6. GUMMI ARABICI DESENZYMATUM
Nama lain
:
Gom Arab bebas enzim.
Nama tanaman asal
:
Species Acacia antara lain Acacia Senegal (Wild.).
Keluarga
:
Papilionaceae.
Zat berkhasiat utama/isi
:
Sama seperti gom Arab hanya tanpa enzim oksida.
Penggunaan
:
Zat tambahan.
Pemerian
:
Lempeng tipis, hampir tidak berbau, dan rawa tawar seperti lendir.
Pembuatan
:
Bagian gom arab dicampur dengan 1,5 bagian air, campuran dipanaskan dalam aliran uap air selama 1 jam atau dalam uap air bersuhu 107o selama 30 menit. Campuran diratakan sebagai lapisan-lapisan tipis pada lempeng kaca, kemudian dikeringkan.

7. MYRRHA
Nama lain
:
Mira.
Nama tanaman asal
:
Species Commiphora antara lain Commiphora  molmol.
Keluarga
:
Burseraceae.
Zat berkhasiat utama/isi dan persyarat kadar
:
40-70% gom (galokto-siloaraban ),  25-45% damar yang berisi fenol-fenol (heraboresam, herabomirol, dan mirolol).     Asam-asam damar 3-10%, minyak atsiri (mirol dan mirenol) berisi pinen, limonen, herabolen, egenol, kresol, sinamilaldehid, dan kuminaldehid, mineral, zat pahit, asam semut, asam cuka, dan asam mirol.
Penggunaan
:
Untuk pembuatan dupa dan parfum. Tinctura mira untuk obat kumur.
Pemerian
:
Bau aromatik enak, rasa pahit, dan getir. Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa berwarna kuning.
Bagian yang digunakan
:
Damar gom minyak yang diperoleh dari batang.
Cara panen
:
Batang-batang dilukai kulitnya, kulit ini berisi kelenjar schisogen yang mengandung damar (harsa) warna putih kekuningan.
Pada pengeringan warna berubah menjadi coklat kekuningan sampai coklat kemerahan. Ada pula yang keluar sendiri dari retakan-retakan kulit batang.
Jenis-jenis
:
Mira Somali (Mulmul) diperoleh dari C.Molmol.
Mira Arab diperoleh C. abyssinica. Mira arab tidak searomatik  Mira Somali.
Sediaan
:
Tinctur myrrhae (FI) untuk  Colutorium adstringens (Form.nas).
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

8.  O P I U M
Nama lain
:
Opium mentah, candu, Thebaicum, atau Meconium.
Nama tanaman asal
:
Papaver Somniferum (L).
Keluarga
:
Papaveraceae.
Zat berkhasiat utama/isi
:
Alkaloida-alkaloida morfina, narkotina, kodeina, tebain, papaverina, dan narseina. Alkaloida-alkaloida ini terikat pada asam sulfat, asam laktat, dan asam mekonat.  Zat putih telur, gula, malam, lemak, lendir, garam sulfat, dan fosfat dari logam kalsium dan magnesium.
Persyaratan kadar
:
Kadar morfina tidak kurang dari 10,0% (dihitung sebagai morfin anhidrat).
Penggunaan
:
Pengobatan terhadap gejala-gejala mencret, sebagai sudorifika, dan narkotikum.
Pemerian
:
Masa padat, coklat, bau khas kuat, dan rasa khas sangat pahit.
Bagian yang digunakan
:
Getah kering yang diperoleh dengan penorehan buah tua tetapi belum masak.
Cara panen
:
Beberapa hari setelah daun mahkota gugur, dan buah menjadi tua, pada buah ditorehkan garis-garis mendatar, tegak lurus atau berpilin seperti kumparan.  Getah yang keluar dibiarkan mengering  24 jam kemudian dikupas dengan pisau tumpul. Umumnya sebagian epidermis buah ikut terkupas dan merupakan 6–10%  opium. Buah candu hanya menghasilkan getah 1 kali. Ditempat yang amat panas iklimnya penorehan dapat diulangi 2-3 kali. Jika udara panas dan kering, getahnya yang terkumpul sedikit dan kental. Jika udara lembab, hasilnya lebih banyak tetapi kadar airnya juga lebih tinggi.
Jenis-jenis
:
1. Opium Turki disebut juga Opium Smira, Opium Asia kecil, Opium Konstatinopel. Luarnya keras, sebelah dalam lunak, plastik coklat kemerahan. Untuk mencegah melengketnya satu sama lain, sebelah luar ditempeli sisa-sisa  daun  candu dari tanaman Rumex. Bau sangat khas dan pahit.
2. Opium Masedonia (Opium Saloniki) berasal dari Papapaver Somniferum var album dan jenis yang abu-abu-ungu. Kadar morfina tinggi 13-17%, kodeina 0,464%, dan narseina 0,025%.
3.  Opium Iran (Opium Persia), getah opium yang terkumpul dicampur dengan gom sampai sama rata,  dipotong bentuk  batu bata,  dijemur,  dibungkus kertas  merah  (jarang kertas putih)  dan  diikat  dengan  tali merah atau kuning.  Kadar air lebih kecil dari  opium Turki, bau apek rasa sangat pahit.
4.  Opium India, kadar morfina rendah, kadar narseina lebih tinggi dari kadar morfina, warna coklat tua atau kehitaman jika masih menyerupai pasta.
5.  Opium Tiongkok, berupa  bulat pipih,dibungkus kertas putih.
6. Opium Mesir, mutu rendah yang terbaik hanya berisi 6-7% morfina, sering dipalsukan dengan pasir, abu, biji-biji tanaman, sari buah candu, gom arab, tragakan, jadam, potongan-potongan besi.
Sediaan
:
1.  Opii extractum (F.I).
2.     Opii pulvis (F.I), untuk dibuat :
-        Bismuthi opii pulveres (F.N).
-        Opii pulvis compositus (F.I), untuk dibuat Acidi acetyl salicylici Camphorae opii Compressi (F.N), Acidi Acetyl salicy opii Pulveres I, II, III (F.N).
3.     Opii compositi compressi.
4.     Opii Tinctura (F.I), dibuat untuk Benzoici Opii Tinctura (F.N).
5.     Opii Tinctura Aromatica (F.I).
6.     Opialum.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, dalam lemari yang terkunci karena obat narkotik.
Keterangan
:
Opium dianggap bermutu rendah jika :
1.     Warna kehitam-hitaman.
2.     Rasa manis, kurang pahit dan agak memualkan.
3.     Konsistensi lunak seperti lemak.
4.     Jika dipotong, halus atau berisi benda asing.
5.     Tidak memberi warna coklat tua pada ludah.
6.     Tidak membentuk cairan kental dengan air.
7.     Tidak meninggalkan bekas yang sama rata gelap setelah digoreskan pada kertas.

9. PAPAINUM                           
Nama lain
:
Papaina.
Nama tanaman asal
:
Carica papaya (L.).
Keluarga
:
Caricaceae.
Zat berkhasiat utama/isi
:
Enzima proteolitik.
Penggunaan
:
Membantu  pencernaan  zat  putih  telur,  dan  diberikan  dalam bentuk serbuk, pil, tablet, dan eliksir.
Pemerian
:
Putih atau putih kelabu, bau khas, rasa lemah mirip pepsin, dan sangat mudah terurai.
Bagian yang digunakan
:
Getah buah mentah/hijau dan getah daun.
Cara panen
:
Dibuat pengendapan getah segar dengan etanol 95% kemudian dilarutkan dalam air dan diendaplan kembali dengan penambahan etanol 95% dan dikeringkan.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

10. TRAGACANTHA

Nama lain
:
Tragakan.
Nama tanaman asal
:
Astragalus gummifer.
Keluarga
:
Papilionaceae.
Zat berkhasiat utama/isi dan persyaratan kadar
:
Zat lendir yang pada hidrolisa menghasilkan arabinosa, metil pentosa, galaktosa dan asamgalturonat.
Amilum 3% dan abu yang mengandung kalium, calsium, Mg, Asam phosphat bagian yang tidak larut dalam air disebut basorin.
Penggunaan
:
Untuk membuat emulsa, gudir, perekat pil dan trokhisi, juga untuk pelicin alat-alat kedokteran tertentu.
Bagian yang digunakan
:
Eksudat gom kering diperoleh dengan menoreh batang.
Sediaan
:
Pulvis gummosus (FOI) dan Confectio Barii Sulfatis et usum internum (FOI).
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar